Koin yang penyok

Alkisah, seseorang pria jalan tidak pasti arah dengan rasa putus harapan. Keadaan finansial keluarganya morat-marit. Waktu menyusuri jalanan sepi, kakinya terantuk suatu hal. Ia membungkuk serta menggerutu kecewa. " Huh, cuma koin kuno yang telah penyok..!! "

Koin yang penyok

Walau demikian, ia membawa koin itu ke bank. " Baiknya koin ini dibawa ke kolektor duit kuno, " kata petugas di bank, berikan anjuran. Pria itu lalu membawa koin temuannya ke kolektor. Mujur sekali, koinnya dihargai 30 dolar.

Pria itu demikian suka. Waktu melalui toko perkakas, diliatnya sebagian lembar kayu obral. Dia juga beli kayu seharga 30 dolar, untuk bikin rack di tempat tinggalnya. Dia memanggul kayu itu serta beranjak pulang sembari bersiul-siul riang.

Di dalam perjalanan, dia melalui bengkel pembuat furniture. Mata yang memiliki bengkel telah terlatih lihat kayu berkualitas yang dipanggul lelaki itu. Jadi, yang memiliki bengkel tawarkan almari sejumlah 100 dollar untuk menukar kayu itu. Sesudah sepakat, si pria meminjam gerobak untuk membawa pulang almari itu.

Dalam perjalanan, pria itu melalui satu perumahan. Seseorang wanita lihat almari yang indah itu, serta menawarnya seharga 200 dollar. Pria itu beberapa sangsi. Lantas, wanita itu selekasnya menambah tawarannya jadi 250 dollar! Pria itu juga sepakat.

Waktu hingga di pintu desa, dia menginginkan meyakinkan uangnya. Ia merogoh sakunya serta mengkalkulasi lembaran duit bernilai 250 dollar.

Mendadak seseorang perampok datang, mengacungkan belati, merampas duit itu, lantas kabur.

Istrinya kebetulan lihat peristiwa itu serta lari mendekati suaminya. Tanyanya penuh cemas, " Apa yang berlangsung? Engkau baik-baik saja kan..? Apa yang di ambil perampok tadi..? "

Lelaki itu mengangkat bahunya serta berkata, " Oh, bukanlah apa-apa. Cuma koin penyok yang kutemukan tadi pagi.. "

Netter yang Luar Umum,

Apabila kita sadar kita tidak pernah mempunyai apa pun dengan cara kekal, kenapa kita mesti terbenam dalam duka serta lara yang terlalu berlebih? Demikian sebaliknya, kita pantas bersukur atas semua yang sudah kita punyai sekarang ini, lantaran saat datang serta pergi ke dunia ini kita tak membawa apa-apa.

Hidup itu pergantian serta pastinya akan beralih. Waktu kehilangan suatu hal, ingat kalau sebenarnya kita tak miliki hal yang kekal atau dapat kita genggam selama-lamanya.

Bila waktunya tiba, " let it go ", bebaskan. Bila kita dapat melepas, atau tak " menggenggam erat ", jadi kita bakal bahagia.