Kisah si tempayan retak

Alkisah seseorang pemuda mempunyai 2 buah tempayan untuk mencari air. Ke-2 tempayan itu dipikul di pundak dengan memakai sebatang bambu. Satu diantara tempayan itu retak, sedang yang satunya tanpa ada cela. Setibanya dirumah, sesudah meniti perjalanan panjang dari sungai, air di tempayan yang retak tinggal 1/2.

Kisah si tempayan retak

Hal itu berjalan sehari-hari. Pastinya tempayan yang utuh begitu bangga bakal pencapaiannya. Tetapi tempayan yang retak, terasa malu bakal kekurangannya. Ia juga bersedih, sebab cuma dapat penuhi separuh dari kewajibannya.

Sesudah sebagian lama, pada akhirnya tempayan retak berkata pada si pemuda, " Saya malu, sebab airku senantiasa bocor lewat sisi badanku yang retak. "

Pemuda itu tersenyum, " Bukankah kau saksikan, bunga beragam warna di jalur yang kau lewati, tetapi tak ada di jalur yang satunya? Saya sudah mengetahui kekuranganmu, jadi saya menabur benih bunga di jalurmu, serta sehari-hari dalam perjalanan pulang, kau menyirami benih-benih itu.. Sepanjang satu tahun paling akhir ini, saya dapat menuai bunga-bunga cantik, uuntuk hiasi meja. Serta saya jual sebagai penambahan penghasilanku. Bila kau tak seperti itu, jadi rumahku akan tidak jadi seindah saat ini. "

Teman dekat Luar Umum,

Kita semuanya memiliki kekurangan semasing seperti si tempayan retak, tetapi " keretakan " & " kekurangan " tersebut yang jadikan hidup kita berbarengan mengasyikkan dan memuaskan.

Terima diri kita/tiap-tiap orang apa yang ada, mencari yang paling baik! Mudah-mudahan hari-hari kita senantiasa mengasyikkan.
Enjoy your life.