Bibit yang tidak bisa bertunas

Alkisah, di satu kerajaan. Lantaran raja tak mempunyai putra penerus, jadi raja berasumsi butuh mencari serta pilih calon penggantinya. Karenanya, dibuatlah sayembara penentuan ke semua negeri, supaya diseleksi per daerah sampai ujian paling akhir yang bakal ditetapkan oleh baginda raja sendiri.

Bibit yang tidak bisa bertunas

Babak akhir, tersisa delapan orang yang mempunyai kepandaian setara serta lulus seleksi. Di ibu kota kerajaan, mereka mesti melakukan sistem tes paling akhir oleh sang raja. Raja dengan cermat menyeleksi mereka satu persatu. Dihadapan mereka raja berpesan, " Anak-anakku. Pekerjaan sebagai abdi negara tidaklah hal yang gampang. Itu yaitu amanah yang perlu diemban dengan tanggung jawab penuh. Kalian berdelapan dipilih sebagai calon yang paling baik. Nah, sebagai tes paling akhir, ini kuberi setiap orang 5 butir biji bibit tanaman. Tanam serta rawatlah seperti engkau nanti mesti pelihara kerajaan serta rakyat negeri ini. Pulanglah serta datanglah 2 minggu lalu kemari bersama hasil tanaman yang kalian bawa pulang ini. "

Dua minggu lalu, dihadapan raja, 7 pemuda dengan bangga memerlihatkan tanaman yang mulai berkembang bertunas. Tiba giliran pemuda yang ke-8, dengan muka malu serta kepala tertunduk, ia lihat ke arah pot yang dibawanya serta berkata, " Ampun baginda, maafkan hamba. Biji yang baginda berikanlah sudah saya tanam, saya rawat dengan hati-hati, namun sampai hari ini bibit ini tidak ingin tumbuh seperti yang diinginkan. Saya sudah tidak berhasil menggerakkan perintah baginda! Saya tak tahu di mana kekeliruan saya, namun sekurang-kurangnya saya sudah berusaha optimal. Saya serahkan semuanya ketentuan di tangan baginda. "

Tampak senyum penuh kenikmatan lalu disusul tawa terbahak-bahak sang baginda. " Hahaha...! " Semuanya yang ada disitu sama-sama berpandangan heran lihat reaksi raja seperti itu.

Lantas, Raja menepuk pundak si pemuda, serta berkata, " Trimakasih anak muda. Baginda suka serta senang. Kenyataannya harapanku tidaklah percuma. Masihlah ada pemuda calon pemimpin bangsa diantara semua rakyat negeri ini! "

Sembari berpaling pada semua, raja meneruskan, " Dengar baik-baik. Pemuda ini sudah penuhi harapan terakhirku. Dia pemuda yang jujur, calon pemimpin kerajaan ini di hari esok. Memanglah tanamannya tak tumbuh, kelihatannya dia tidak berhasil! Namun sesungguhnya, biji yang saya berikanlah pada semuanya peserta sudah saya rebus terlebih dulu, jadi.. ya tentu mustahil dapat tumbuh tunas meskipun dirawat sebagus apa pun, lantaran biji itu sudah mati. Saya kecewa sekali waktu lihat tumbuhnya tunas yang dibawa anak-anak muda ini. Hai... kalian 7 pemuda, tak jujur! Kalian layak dihukum lantaran berani menipu baginda! "

Selekasnya ketujuh pemuda itu berlutut memohon ampun, tetapi baginda raja segera memerintahkan untuk menangkap serta menghukum berat ketujuh pemuda itu. Sungguh tragis, ambisi mereka untuk mencapai jabatan tersandung lantaran ketidakjujuran.

Netter yang mengagumkan,

Kejujuran yaitu mutiara pribadi yang perlu kita punyai serta memelihara dengan baik! Kejujuran yaitu " mata duit " yang berlaku di mana-mana. Meskipun kita hidup tak berkelimpahan harta, tetapi dengan kejujuran, hidup kita bakal bebas dari perasaan waswas, takut, serta kuatir. Hingga, kita bakal nikmati kehidupan ini dengan tentram, damai, serta bahagia.